Webinar Bedah Buku “TRIAS UKP sebagai Strategi Pemenuhan Kesehatan Terpadu di Pesantren”

Jumat, 16 Mei 2025 | Pukul 08.30 – 11.30 WIB | Platform: Zoom Meeting

Pembukaan dan Latar Belakang

Gambar 1. Sambutan oleh Hanggoro Tri Rinonce

Webinar bedah buku bertajuk “TRIAS UKP sebagai Strategi Pemenuhan Kesehatan Terpadu di Pesantren” diselenggarakan oleh Yayasan Kader Santri Sehat (KSS) sebagai wadah diskusi dan sosialisasi gagasan kesehatan berbasis pesantren yang holistik, edukatif, dan berkelanjutan. Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan isi buku TRIAS UKP, serta memperluas kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam mendukung kesehatan santri. Acara dibuka dengan registrasi peserta sejak pukul 08.30 WIB, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada. Sambutan pembuka disampaikan oleh dr. Hanggoro Tri Rinonce, Ph.D, SpPA(K), yang menegaskan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan praktisi dalam menjawab tantangan kesehatan di lingkungan pesantren. dr. Hanggoro juga menyampaikan perjalanan Tim Pengabdian Kader Santri Sehat yang saat ini sudah resmi menjadi Yayasan Kader Santri Sehat pada awal tahun 2025.

Sesi Bedah Buku dan Paparan Narasumber

1.Paparan Buku TRIAS UKP

Gambar 2. Sesi Bedah Buku oleh Perwakilan Tim Penulis

Tim penulis yang diwakili oleh Fajrul Falah, MPH (Peneliti PKMK UGM sekaligus Project Manager Yayasan Kader Santri Sehat) dan Lu’lu Nafisah, MKM (Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat UNSOED) buku menjelaskan bahwa TRIAS UKP adalah pendekatan integratif kesehatan di pesantren yang mencakup edukasi, pemberdayaan, serta upaya promotif dan preventif melalui inisiasi pos kesehatan pesantren (Poskestren), pemberdayaan kader kesehatan santri, serta program kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan prioritas masalah yang ada di pesantren. Strategi ini diarahkan untuk menciptakan pesantren sehat, mandiri, dan berdaya dengan memanfaatkan potensi internal seperti kyai, santri senior, dan komunitas lokal pesantren sebagai motor perubahan perilaku hidup sehat.

2. Narasumber Penanggap 1: dr. Elvieda Sariwati, M.Epid. (Direktur Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas, Kementerian Kesehatan RI)

Gambar 3. Sesi Penanggap oleh Direktur Promkes dan Kesehatan Komunitas Kemenkes

dr. Elvieda menegaskan bahwa kebijakan pengembangan pesantren sehat selaras dengan visi misi pemerintah 2024-2029 serta 6 Pilar Transformasi Kesehatan Nasional. Ia menyampaikan bahwa sebagian besar penyakit penyebab kematian pada usia anak dan remaja bersifat dapat dicegah. Oleh karena itu, pesantren sehat difokuskan pada intervensi promotif dan preventif melalui edukasi, skrining kesehatan, dan penguatan Poskestren. Hal tersebut dirangkum dalam Konsep Usaha Kesehatan Sekolah yang menekankan tiga poin yakni pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Beberapa kebijakan pendukung yang disebutkan antara lain UU Kesehatan nomor 17 tahun 2023, PP No. 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan, KMK No. HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, dan Surat Edaran No. 10 Tahun 2024 (Program Makan Bergizi di Pesantren).

3. Narasumber Penanggap 2: Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes (Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FK-KMK UGM)

Dr. Supriyati memaparkan peran sivitas kampus dalam mendukung kesehatan pesantren melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni: Pendidikan: peningkatan literasi kesehatan dan pembentukan role model; Penelitian: analisis kebutuhan dan perumusan intervensi kontekstual; dan Pengabdian: pelibatan aktif civitas akademika untuk menciptakan lingkungan sehat berbasis pesantren. Beliau menyampaikan bahwa sebagai akademisi, kita memiliki tanggung jawab sosial untuk peduli terhadap masalah-masalah yang ada dan dalam hal ini di lingkungan pesantren untuk memiliki tanggung jawab menyelesaikan masalah tersebut. Ia menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor, rekayasa lingkungan, dan pemberdayaan kader lokal dalam mengubah perilaku santri menjadi lebih sehat dan berkelanjutan.

4. Narasumber Penanggap 3: Fadhly Azhar Arsyad (Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kementerian Agama RI)

Fadhly menyampaikan bahwa Kemenag mendukung penuh upaya kesehatan di pesantren melalui regulasi dan pembinaan. Pesantren, menurutnya, memiliki tiga fungsi utama: pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Buku TRIAS UKP dinilai relevan untuk menjadi pedoman praktis bagi pimpinan dan masyarakat pesantren dalam mengintegrasikan kesehatan dalam kehidupan santri. Walaupun, beliau menyampaikan perlunya penambahan sumber dari alquran, al hadist, dan kitab-kitab klasik sebagai penguat dalam karya buku yang dibuat. Beliau juga menegaskan pentingnya sinergi pentahelix (pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, media) untuk memperkuat ekosistem pesantren sehat.

Diskusi dan Kolaborasi

Sesi diskusi berlangsung aktif, dengan partisipasi dari pengasuh pondok pesantren, mahasiswa, akademisi, hingga perwakilan instansi pemerintah. Isu yang mencuat antara lain:

  • Harusnya jangan menggunakan istilah UKP karena sudah lebih dulu popular menjadi singkatan dari Usaha Kesehatan Perseorangan,
  • Tantangan infrastruktur kesehatan di pesantren kecil dan menengah untuk mendirikan poskestren,
  • Perlunya evaluasi dalam bentuk artikel ilmiah mengenai penerimaan dan keberlanjutan implementasi Trias UKP di pondok pesantren agar dapat diduplikasi di tempat lain,
  • Strategi komunikasi sebagai upaya pemenuhan PHBS melalui usaha promotif preventif dikemas semenarik mungkin agar mudah diterima dan diterapkan, serta
  • Pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pemenuhan pesantren sehat.

Penutupan dan Pelantikan

Moderator menyampaikan rangkuman hasil diskusi serta menekankan perlunya replikasi dan advokasi lebih lanjut terkait implementasi TRIAS UKP di berbagai wilayah. Kegiatan dilanjutkan dengan pelantikan simbolik pengurus baru Kader Santri Sehat, yang diharapkan menjadi motor penggerak inisiatif kesehatan berbasis pesantren. Acara ditutup dengan pelantikan Pengurus Yayasan Kader Santri Sehat tahun 2025-2030 serta foto bersama seluruh peserta.

Webinar ini diharapkan menjadi langkah awal yang kuat untuk memperluas penerapan TRIAS UKP sebagai strategi nyata dalam meningkatkan derajat kesehatan di pesantren. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak agar pesantren di Indonesia dapat menjadi lingkungan pendidikan yang tidak hanya religius dan berbudaya, tetapi juga sehat dan berdaya. Rekaman dan Materi dapat diakses melalui website https://kadersantrisehat.com/ dan Youtube Kader Santri Sehat https://www.youtube.com/live/6uSiBbD6Fm0?si=GjGQTScDlbsgKccP .

Reporter: Fajrul Falah & Anggra Nitva
Editor: M. Ismail Al Birru

File Materi Bedah Buku

T1_ Peran akademisi utk kesehatan pesantren_SP 25

T2_V3 Tanggapan Pesantren Sehat_UGM_170525