Skabies, infeksi parasit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei, merupakan masalah kesehatan penting di lingkungan komunal seperti pondok pesantren. Tim Pengabdian Masyarakat Kader Santri Sehat (KSS) yang tahun ini mendapatkan dana hibah tahun ketiga dari FK-KMK UGM kembali memfokuskan perhatiannya pada penanganan skabies di Pondok Pesantren Assalafiyyah II di Mlangi. Pada hari sabtu, 29 Juni 2024, Tim KSS bekerjsama dengan Departemen Dermatovereneologi FK-KMK UGM melakukan pemeriksaan fisik kepada santri dalam rangka evaluasi imunoglobulin spesifik terkait infeksi skabies, yaitu IgG4, IgE, dan IgA, sebagai bagian dari protokol pemeriksaan fisik mereka.
Pentingnya Pemeriksaan Fisik
Skabies menyebar melalui kontak kulit yang berkepanjangan, menyebabkan gatal intens dan ruam khas. Di lingkungan hidup komunal seperti pondok pesantren, penularannya dapat cepat, sehingga memerlukan pemantauan yang cermat dan intervensi yang tepat waktu.
Pemeriksaan fisik tetap menjadi kunci dalam diagnosis skabies. Tanda-tanda utama meliputi pemeriksaan lesi kulit untuk burrow (terowongan), papula, nodul, dan ekskoriasi. Di Assalafiyyah II, penyedia layanan kesehatan melakukan pemeriksaan kulit sistematis untuk mendeteksi dan mengelola skabies dengan cepat.
Studi terbaru menyoroti peran imunoglobulin spesifik dalam infeksi skabies. IgG4, imunoglobulin yang terkait dengan paparan antigen kronis, meningkat sebagai respons terhadap infeksi skabies. IgE, yang penting dalam reaksi alergi dan pertahanan terhadap parasit, menunjukkan peningkatan selama skabies aktif. IgA, yang ditemukan di lapisan mukosa, juga meningkat, mencerminkan respons imun lokal.
Inisiatif ini tidak hanya mendukung langkah-langkah kesehatan preventif di pondok pesantren, tetapi juga memberikan wawasan berharga dalam strategi pengelolaan skabies yang dapat diterapkan di lingkungan komunal serupa di Indonesia.
Reporter: Fajrul FF
Editor: Al Birru