Sleman, 1 September 2024 – Metode refleksi digunakan untuk mengevaluasi program dari Tim Pengadian Kader Santri Sehat (KSS) dalam membentuk kader. Pengabdian ini sudah berjalan di tahun ketiga. Sehingga hasil refleksi dari para kader tersebut dapat dijadikan masukan baik untuk Fasilitator dalam memberikan pelatihan sekaligus dapat menilai bagian yang paling sulit untuk dipahami oleh para kader. Poin penting yang perlu diperhatikan dalam refleksi para kader ini ialah apa yang didapatkan selama mengikuti program Kader Santri Sehat, apa harapan kedepan untuk Program Kader Santri Sehat, dan materi yang dirasa paling sulit dipahami. Selain itu, metode refleksi ini juga digunakan sebagai jembatan untuk melakukan brainstorming secara tertulis dalam memberikan ide yaitu program apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan mental di lingkungan Pondok Pesantren Assalafiyyah II Mlangi serta tokoh atau instansi yang dapat dijadikan kolaborator dalam mengapliasikan program tersebut.
Setelah melakukan refleksi, para kader difasilitasi untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD) terkait dengan program yang dapat diapliasikan sesuai dengan apa yang mereka tulis. Dari FGD dilanjutkan dengan diskusi untuk memgambil kesepakatan program apa yang akan diaplikasikan beserta alasannya. Selain itu, para kader juga diberikan kesempatan diskusi untuk membuat rancangan program yang lenih detail untuk mempersiapkan penerapannya setelah Pelatihan yang ketiga nantinya. Fasilitator dalam hal ini memiliki peran untuk menyiapkan kebutuhan yang diperlukan oleh para kader dalam melaksanakan program tersebut. Selain itu di Pelatihan keempat atau pelatihan terakhir nantinya fasilitator memiliki tanggungjawab untuk mengevaluasi keefektifan program yang telah dilaksanakan para kader tersebut. Tujuan dari pelatihan ini ialah untuk memandirikan para kader dan para kader siap untuk melakukan regenerasi dari tahun ke tahun serta diharapkan menjadi percontohan untuk seluruh pesantren di Indonesia dalam upaya promotif dan preventif kesehatan.
Di tengah-tengah acara, Tim Pengabdian Kader Santri Sehat (KSS) melakukan penyerahan rompi sebanyak 25 pcs sebagai investasi yang dapat digunakan para kader untuk melaksanakan kegiatan, sekaligus sebagai identitas. Selain refleksi, di akhir acara pelatihan kedua ini para kader diberikan materi kembali berupa hard file mengenai kesehatan mental dan scabies untuk mereview kembali materi yang telah diberikan. Para kader ini memiliki tanggungjawab untuk mentransfer ilmu kepada kader baru di pelatihan selanjutnya.
Reporter: Meyka Budi R., S.Kep., Ns.
Editor: Muhammad Ismail Al Birru